SELAMAT JALAN GUS DUR...JASA JASAMU AKAN SELALU KAMI KENANG SEBAGAI LENTERA DALAM KEGELAPAN BANGSA YANG SEMAKIN TERLIHAT
Presiden Indonesia periode 1999-2001, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, meninggal dunia pada Rabu (30/12) pukul 18.45, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Kepastian meninggalnya Gus Dur disampaikan Ketua Tim Dokter Yusuf Misbah yang merawat Gus Dur sejak 26 Desember lalu di RSCM, dengan didampingi Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih.
Kritis
Gus Dur masuk rumah sakit dalam kondisi kesehatan yang menurun setelah melakukan ziarah ke makam sejumlah ulama di Jawa Timur.
Menurut Yusuf, kondisi Gus Dur sempat membaik selama perawatan. Namun, pada Rabu sekitar pukul 11.30, kondisi kesehatannya mendadak memburuk karena komplikasi penyakit yang dideritanya selama ini, yaitu ginjal, diabetes, stroke, dan jantung.
Sekitar pukul 15.00, tekanan darah Gus Dur menurun dan pada pukul 17.00, tekanan darahnya tinggal 40 mmHg. Saat itulah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono datang untuk menjenguk. Ia menemui istri Gus Dur, Ny Sinta Nuriyah Wahid. Setelah itu, beliau masuk ke ruang perawatan. Turut mendampingi Presiden adalah tim dokter dan suami putri kedua Gus Dur (Yenny Wahid), Dhohir Farisi.
Kemudian pada pukul 18.15, tim dokter menyatakan kesehatan Gus Dur dalam kondisi kritis. Maka, mereka melakukan perawatan intensifdan segera bersiap untuk melakukan beberapa tindakan khusus. Namun, ternyata Tuhan memiliki rencana sendiri. Sebelum tim dokter bertindak, Gus Dur sudah dipanggil menghadap-Nya.
Pernyataan Presiden
Presiden Yudhoyono segera menyampaikan dukacita mendalam atas nama negara, pemerintah, dan pribadi atas meninggalnya Gus Dur. Presiden minta masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang selama sepekan sebagai bentuk penghormatan dan berkabung.
Kemudian ia menjelaskan, negara akan memberikan penghormatan tertinggi kepada mendiang Gus Dur dengan upacara kenegaraan untuk pemakaman yang akan dilaksanakan di Jombang, Kamis ini. Upacara akan dipimpin sendiri oleh Presiden.
Pemberangkatan jenazah dari rumah duka di Ciganjur, Kamis pagi, akan dipimpin Ketua MPR Taufik Kiemas. Jenazah akan diterbangkan melalui Surabaya.
Pemimpin Berkarakter
Kita sendiri, sebagai bangsa Indonesia, tentu merasa kehilangan Gus Dur. Para tokoh dan wakil masyarakat, menggambarkan Presiden RI ke-4 ini bukan sekadar "tokoh" atau "guru" bangsa. Beliau adalah pejuang toleransi dan hak asasi manusia. Juga, tokoh multikulturalisme dan pendorong demokrasi di bumi tercinta Indonesia.Lebih dari itu, Gus Dur adalahpemimpin yang sederhana, total, dan berkarakter. Beliau dinilai sebagai satu-satunya presiden yang bisa mengarahkan opini publik (bukan larut di dalamnya). Ia juga salah satu dari sekian banyak pemimpin bangsa yang terkenal tegas, konsisten dengan idenya, juga memiliki kecerdasan futuristik dalam membangun peradaban bangsa.
Selamat jalan, Gus Dur...! Semoga amal dan ibadahnya diterima oleh Yang Maha Kuasa. Dan, mari kita bersama-sama meneladani serta meneruskan perjuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar